Sejarah Banyu Panas Cipari Cilacap

Banyu panas cipari merupakan salah satu objek wisata yang ramai di kabupaten cilacap, dan merupakan satu-satunya objek wisata yang secara kepemilikan dimiliki oleh Pemda Cilacap. Terdapat objek wisata lain di kabupaten cilacap seperti pantai teluk penyu, benteng pendem, nusa kambangan, kampung laut dll tetapi secara kepemilikan dimiliki oleh kementrian pariwisata dan kementrian hukum dan ham.

Wisata banyu panas terletak di desa cipari kecamatan cipari kabupaten cilacap. Ada dua lokasi yang menarik di tempat wisata ini yaitu curug atau air terjun setinggi 20 meter dan pemandian air panas yang airnya panas secara alami diambil dari sebuah sumur yang di bor oleh belanda.

Pada awal abad ke 20, sekitar tahun 1900an, hampir seluruh wilayah indonesia berada dibawah kekuasaan belanda tidak terkecuali cipari. Belanda berusaha mengeksploitasi seluruh kekayaan alam indonesia untuk kepentingan dan kemakmuran kerajaan belanda sendiri. Dengan teknologi mutakhir saat itu, belanda berhasil melacak dan mengetahui sumber-sumber minyak bumi di dalam perut bumi indonesia. Termasuk salah satunya di banyu panas cipari menjadi titik yang diperkirakan sebagai sumber minyak bumi. Kemudian belanda melakukan pengeboran untuk mengambil minyak bumi tersebut termasuk di banyupanas desa cipari ini.

Setelah pengeboran di banyupanas dilakukan, sesuai perkiraan seharusnya sudah bisa mengambil minyak bumi dari dalam perut bumi. Namun ternyata sampai kedalaman yang ditentukan minyak bumi tersebut tidak kunjung didapat. Para ahli belanda kemudian melakukan riset kembali dan memutuskan untuk mengebor dengan kedalaman lebih dalam lagi.

Setelah upaya pengeboran lebih dalam lagi dilakukan, pihak belanda kecewa karena yang keluar ternyata bukan minyak bumi seperti yang diharapkan, melainkan air yang bersuhu hampir mencapai 100 derajat celcius. Air tersebut keluar secara terus menerus dengan tekanan tinggi melalui lubang pengeboran. Kemudian tim ahli dari belanda melakukan penelitian kembli terhadap air tersebut apakah mengandung minyak atau tidak. Sementara menunggu proses penelitian, air panas yang masih tetap keluar saat itu dialirkan melalui sungai kecil disebelah barat lokasi pengeboran (sekarang kali ciwera)

Setelah diteliti ternyata air bersuhu tinggi itu tidak memiliki kandungan minyak melainkan mengandung belerang dengan kadar yg cukup tinggi. Belanda memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut dan meninggalkan sumur bekas bor.

Kemudian pada tahun 1948, setelah indonesia merdeka, sumur tersebut dikelola dan dibangun oleh pemerintah sebagai tempat pemandian umum. Sampi saat ini perkembangan pengelolaan pemandian tersebut mengalami kemajuan yang luar biasa. Apalagi setelah tahun 2012 dibangun kolam renang air panas yang terdiri dari dua kolam yaitu untuk berendam dan kolam berukuran besar untuk berenang. Selain itu air yang mengandung belerang tersebut diyakini oleh sebagian masyarakat mampu mengobati penyakit kulit.
Pada halaman depan lokasi pemandian terdapat taman yg cukup bagus, ditambah dengan beberapa ekor monyet yang memang disediakan sebagai daya tarik tambahan tempat wisata tersebut.

Tambahan renungan:
Belanda memprediksi bahwa sumber air tersebut berasal dari sungai-sungai di dalam perut bumi yang merupakan jalur gunung berapi yang memang sangat banyak di indonesia. Jika benar hal itu, maka tepat dibawah desa cipari terdapat jalur pegunungan aktif yang sering disebut sebagai sirkum mediterania atau jalur pegunungan mediterania.

Post a Comment

Previous Post Next Post